
Analisis lebih dari 20.000 aplikasi kesehatan seluler (terbuka di tab baru) di Google Play Store mengungkapkan bahwa mayoritas dari mereka mengumpulkan dan melacak data pengguna.
Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal, bertujuan untuk menyelidiki jenis data yang dikumpulkan oleh aplikasi kesehatan seluler untuk menilai risiko privasi. Beberapa aplikasi dalam penelitian ini, termasuk pemeriksa gejala dan alat pelacak menstruasi, mengharuskan pengguna untuk mengungkapkan informasi kesehatan yang sensitif.
Laporan tersebut menemukan bahwa sembilan dari sepuluh aplikasi kesehatan seluler mengumpulkan dan melacak data pengguna, dengan lebih dari seperempat (28%) di antaranya tidak mematuhi persyaratan layanan Google Play Store karena tidak mencantumkan data yang dikumpulkan.
Muhammad Ikram, salah satu penulis studi dan dosen di Macquarie University Cyber Security Hub, mengatakan Penjaga (terbuka di tab baru) bahwa 88% aplikasi menggunakan “pengidentifikasi pelacakan dan cookie untuk melacak aktivitas pengguna perangkat seluler (terbuka di tab baru)dan beberapa dari aplikasi ini benar-benar menggunakan pelacakan di berbagai platform.”
Pelanggaran privasi
Penelitian mengungkapkan bahwa sekitar dua pertiga dari aplikasi mengumpulkan pengidentifikasi iklan, sepertiga mengumpulkan alamat email pengguna, dan sekitar seperempat bahkan dapat mengidentifikasi menara ponsel tempat perangkat pengguna terhubung.
Ikram menambahkan bahwa beberapa detail ini digunakan untuk tujuan pelacakan dan pembuatan profil, dan sebenarnya dikumpulkan oleh pihak ketiga seperti pengiklan.
Menyebutnya sebagai “bentuk penambangan data”, Ikram mengatakan pengumpulan data dilakukan tanpa persetujuan pengguna dan dilakukan “secara eksplisit dan implisit”.
Seorang juru bicara Google memberi tahu The Guardian bahwa mereka sedang meninjau laporan tersebut dan akan mengambil tindakan jika mereka menemukan aplikasi yang melanggar kebijakan mereka.